Foto: Ilustrasi (Doc-Pinterest)
Bekasi, bukaberita.co.id — Ikhwan Sahab (27), warga Kebalen, Kabupaten Bekasi, harus meregang nyawa di negeri orang setelah menjadi korban penipuan kerja. Bukannya mendapat kehidupan layak, ia justru pulang dalam peti mati, tubuhnya penuh luka akibat penyiksaan brutal.
“Dia bilang kerja resmi. Tapi pas video call terakhir, dia ngaku terjebak kerja di perusahaan scam,” ujar adik korban, Subyantoro (23), pada Kamis (17/4/2025).
Kemudian, menurut penuturan keluarga, perusahaan sebelumnya menjanjikan Ikhwan penghasilan besar, antara Rp30 hingga Rp40 juta per bulan. Namun harapan itu runtuh saat ia gagal memenuhi target kerja.
“Mereka memukul, menendang, menyetrum. Menyiksa rame-rame. Kepala dipukul pakai kayu,” ujar Subyantoro menirukan penuturan kakaknya.
Kondisinya mulai memburuk sejak akhir Maret. Ia terkapar di jalan dalam keadaan tanpa busana dan tak sadarkan diri, lalu mendapat perawatan di rumah sakit. Akhirnya, setelah koma beberapa hari, pihak KBRI menyampaikan kabar duka pada 14 April bahwa Ikhwan telah meninggal dunia.
“Tanggal 14 April pagi, staf KBRI ngabarin kakak saya meninggal dunia,” imbuhnya.
Karena kondisi jasad yang sudah rusak parah, keluarga akhirnya memutuskan untuk memakamkannya di Kamboja. “Kami udah nggak kuat lihat jenazah terlalu lama di sana,” lirihnya
Semasa hidup, Ikhwan merupakan anak yang bertanggung jawab dan penuh perhatian pada keluarga. “Dia beliin HP orang tua, wakaf Al-Qur’an juga. Anak baik,” ucap sang adik.
Tragedi ini membuat keluarga mendesak pemerintah untuk serius mengusut dan membongkar jaringan pengiriman tenaga kerja ilegal. “Cari, tangkap satu-satu. Supaya nggak ada lagi korban kayak kakak saya.” tegasnya. (Red).