Rabu, April 16, 2025
BerandaAGAMAPesantren Babussalam Cipeuteuy,Mekarbuana Ciptakan Santri Pemuka Agama

Pesantren Babussalam Cipeuteuy,Mekarbuana Ciptakan Santri Pemuka Agama

 

KARAWANG, BUKA BERITA – Keilmuan seorang kiai, tidak akan hilang meskipun secara raga kiai tersebut telah meninggal dunia, ilmunya akan terus hidup dan diamalkan oleh santri-santrinya.

 

 

Nama Ajengan Sajun, sudah tidak asing lagi di telinga warga Kampung Cipeuteuy, Desa Mekarbuana, Kecamatan Tegalwaru.

 

Dia yang mendirikan Pondok Pesantren Babussalam Cipeuteuy.

 

Meski sudah meninggal 19 tahun lalu, pesantrennya tetap eksis membina santri yang belajar agama di pesantrennya.

 

Kini jumlah santrinya mencapai 80 orang yang rata-rata bukan berasal dari desa yang sama, bahkan dari luar Kecamatan Tegalwaru.

 

Pesantren yang telah berdiri pada tahun 1985 itu, telah banyak menumbuhkan generasi yang bisa mengajarkan kembali pengetahuan mengaji di pesantren itu.

 

 

Pengajian di Pesantren Babussalam merupakan tradisi pengajian pada umumnya, khususnya bagi warga Kampung Cipeuteuy yang kurang mampu.

 

Namun tidak sedikit dari mereka yang menuntut ilmu di Babussalam yang berhasil menjadi pemuka agama di wilayahnya.

 

 

Pesantren Babussalam kental dengan filosifi masyarakat Cipeuteuy yang kental dengan nilai religius yang memiliki pandangan ‘Hidup tanpa ilmu akan menjadi susah. Susah di dunia dan susah diakhirat’.

 

 

Pesantren peninggalan Ajengan Sajum ini, masih menerapkan pola mengajar tradisional.

 

 

Belajar di ruangan bilik bambu dengan meja dan bale-bale.

 

Kurikulum di Pesantren Babussalam menekankan pembelajaran Alquran dan hadits serta dilengkapi dengan mempelajari kitab kuning.

 

 

Kini, Pondok Pesantren Babussalam di pimpin oleh putra tertua dari ajengan Satibi, yaitu Ustad Agus Abdul Qudus.

 

Dengan didampingi oleh tokoh agama Kampung Cipeuteuy, Engkan Sukandi serta beberapa santri yang dituakan, salah satunya Iwan.

 

 

 

Iwan menuturkan, santri sekarang dan dulu berbeda, jumlah santri di Babussalam mencapai ratusan. Kini sudah banyak pesantren – pesantren lain di Kecamatan Tegalwaru.

 

 

Dirinya pun membeberkan, bahwa santri di Babussalam, sambil bersekolah umum.

 

Dan sekolah umum itu, tidak masuk dalam lingkungan pesantren.

Dirinya pun berharap, santri – santri di pesantren yang kini ada, bisa menelurkan kembali santri unggulan yang bisa memberikan ilmu juga pengetahuan keagamaan kepada lingkungan, dan masyarakat yang ada.

 

 

“Pesantren kami, memang tradisional, kini mereka selain mengaji, kami didik juga ke pengetahuan yang lain sehingga mereka sudah siap terjun ke masyarakat, “tutur Iwan.

 

 

“beruntungnya santri- santri, kini ditunjang dengan pengetahuan umum sehingga, pengetahuan agama sebagai pondasi yang bisa memberikan arah yang positif dan berguna, bukan saja bagi keluarga, tapi bagi lingkungan juga nusa dan bangsa,” pungkasnya. (Faizal)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments